Saigo Takamori dilahirkan di Satsuma pada tahun 1828 dalam keluarga samurai tingkat rendah. Karena dididik sebagai seorang samurai, maka Takamori harus menapaki jalan hidupnya sebagai seorang samurai mulai dari titik awal.
Pada tahun 1854, dimana Keshogunan Tokugawa masih berlangsung dan memegang pemerintahan, banyak para Daimyo (tuan tanah) yang menginginkan penjagaan dan pengawalan ketat oleh para samurai.
Seorang daimyo dari klan Satsuma yang bernama Shimazu Nariakira menginginkan Takamori yang pada saat itu masih berusia 26 tahun untuk mengabdi kepadanya. Dari Nariakira inilah, Takamori mendapatkan banyak hal. Dia belajar tentang politik dan pemerintahan dari Nariakira.
Dalam menjalankan tugasnya menjadi pengawal Nariakira, Takamori gagal. Nariakira terbunuh dalam misinya membantu proses perdamaian antara Kaisar dan Shogun. Karena merasa gagal dalam melindungi daimyo-nya, Takamori bermaksud untuk melakukan harakiri, namun, hal itu tidak jadi dilakukannya.
Pada tahun 1861, seorang daimyo dari klan yang sama dengan Nariakira, yaitu Shimazu Hisamitsu, mengasingkan Takamori ke pulau Oshima. Setelah masa pengasingannya selesai, pada tahun 1864, Takamori diminta oleh Tuan Hisamitsu untu melatih pasukan militer Satsuma dalam menggulingkan rezim keshogunan Tokugawa. Setelah 4 tahun lamanya melatih pasukan militer Satsuma, ia beserta segenap pasukan pasukan Satsuma dan pasukan dari klan Chosu, melakukan pemberontakan terhadapa Shogun Tokugawa. Setelah berhasil menjatuh rezim Tokugawa, dia dianugerahi jabatan penasehat Kaisar dalam pemerintahan baru.
Pada tahun 1973, Takamori mengusulkan untuk menginvasi Korea untuk memperluas kekuasaan Kaisar Jepang dan juga untuk membangkitkan kembali peranan kaum Samurai dalam kemiliteran. Akan tetapi, usulnya ditolak oleh pemerintah. Alasannya adalah, jika Jepang melakukan invasi, pihak barat akan ikut campur. Selain itu invasi ini akan memberatkan posisi Jepang di mata duni yang saat itu Jepang baru saja membuka diri dan masih dalam proses awal pemodernisasian, sehingga pemerintah lebih menitikberatkan pada percepatan modernisasi.
Pemerintah lalu memutuskan untuk menghapus status sosial kaum Samurai dan menjadikan mereka sebagai masyarakat sipil. Semua kegiatan yang berhubungan dengan Samurai juga ditiadakan. Keputusan ini membuat Takamori mengundurkan diri dari jabatannya di pemerintahan dan kembali ke Kagoshima. Di Kagoshima, dia membangun sebuah sekolah dan mengajari para Samurai di sana untuk membaca, menulis, pengetahuan tentang ilmu politik, pemerintahan, dan kemiliteran.
Pada tahun 1861, seorang daimyo dari klan yang sama dengan Nariakira, yaitu Shimazu Hisamitsu, mengasingkan Takamori ke pulau Oshima. Setelah masa pengasingannya selesai, pada tahun 1864, Takamori diminta oleh Tuan Hisamitsu untu melatih pasukan militer Satsuma dalam menggulingkan rezim keshogunan Tokugawa. Setelah 4 tahun lamanya melatih pasukan militer Satsuma, ia beserta segenap pasukan pasukan Satsuma dan pasukan dari klan Chosu, melakukan pemberontakan terhadapa Shogun Tokugawa. Setelah berhasil menjatuh rezim Tokugawa, dia dianugerahi jabatan penasehat Kaisar dalam pemerintahan baru.
Pada tahun 1973, Takamori mengusulkan untuk menginvasi Korea untuk memperluas kekuasaan Kaisar Jepang dan juga untuk membangkitkan kembali peranan kaum Samurai dalam kemiliteran. Akan tetapi, usulnya ditolak oleh pemerintah. Alasannya adalah, jika Jepang melakukan invasi, pihak barat akan ikut campur. Selain itu invasi ini akan memberatkan posisi Jepang di mata duni yang saat itu Jepang baru saja membuka diri dan masih dalam proses awal pemodernisasian, sehingga pemerintah lebih menitikberatkan pada percepatan modernisasi.
Pemerintah lalu memutuskan untuk menghapus status sosial kaum Samurai dan menjadikan mereka sebagai masyarakat sipil. Semua kegiatan yang berhubungan dengan Samurai juga ditiadakan. Keputusan ini membuat Takamori mengundurkan diri dari jabatannya di pemerintahan dan kembali ke Kagoshima. Di Kagoshima, dia membangun sebuah sekolah dan mengajari para Samurai di sana untuk membaca, menulis, pengetahuan tentang ilmu politik, pemerintahan, dan kemiliteran.
Takamori yang melatih kaum Samurai di Satsuma, terdengar ke pemerintah pusat. Pemerintah yang penasaran akan kegiatan yang dilakukan oleh Takamori dan kaumnya, datang ke Kagoshima dengan menggunakan kapal tempur. Para Samurai di Kagoshima mengira bahwa pemerintah datang untuk menggempur mereka karena telah melanggar keputusan tentang pelarangan kegiatan yang berhubungan dengan Samurai.
Saat kapal pemerintah berlabuh di Kagoshima, para Samurai mempreteli seluruh badan kapal tempur milik pemerintah. Pemerintah yang marah karena merasa diserang, merencanakan penyerangan balik terhadap kaum Samurai di Kagoshima. Perang ini disebut sebagai Pemberontakan Satsuma. Pada bulan januari hingga september tahun 1877, terjadilah Pemberontakan Satsuma.
Pada tanggal 24 september 1877, Pemberontakan Satsuma berakhir dengan kemenangan di pihak pemerintah. Karena telah kalah, Takamori memutuskan untuk melakukan seppuku.
Saat kapal pemerintah berlabuh di Kagoshima, para Samurai mempreteli seluruh badan kapal tempur milik pemerintah. Pemerintah yang marah karena merasa diserang, merencanakan penyerangan balik terhadap kaum Samurai di Kagoshima. Perang ini disebut sebagai Pemberontakan Satsuma. Pada bulan januari hingga september tahun 1877, terjadilah Pemberontakan Satsuma.
Pada tanggal 24 september 1877, Pemberontakan Satsuma berakhir dengan kemenangan di pihak pemerintah. Karena telah kalah, Takamori memutuskan untuk melakukan seppuku.
10 tahun kemudian, kekaisaran Jepang secara resmi meminta maaf kepada seluruh Samurai yang terlibat dalam Pemberontakan Satsuma dan memberikan gelar The Last Samurai kepada Saigo Takamori sebagai gelar kemuliaan atas jasa-jasa dan keberaniannya.